Welcome Message

Mengapa kita hidup di dunia ini? Untuk apakah kita hidup di dunia ini? Pertanyaan mendasar yang jawabannya akan menentukan cara kita hidup, dan bagaimana kita hidup. Apakah bermakna atau sia-sia...

twitter

Follow on Tweets

Would you let JESUS drive your life?

Posted in



Kemarin baru saja baca Our Daily Bread dengan judul, “Our Co-Pilot?” Inti dari renungan itu mengatakan seperti ini:

“So, if you've died and Christ live in you. JESUS is your pilot. Would you let JESUS drive your life?”

Coba merenungi inti pesan itu, dan saya sadar bahwa sebagai anak TUHAN setiap detiknya kita selalu dihadapkan pada dua pilihan:
1. Menyerahkan kendali hidup kita pada BAPA.
2. Mengambil kendali hidup kita dari BAPA dan hidup sesuka hati kita.

Kalau kita menyadari bahwa kita adalah anak TUHAN, berarti seharusnya kita memilih untuk melakukan yang nomor 1. Dengan kehendak bebas yang TUHAN berikan pada kita, kita memilih yang nomor 1. Hal ini berarti juga bahwa kita mengarahkan kehendak bebas kita untuk memilih dan melakukan kehendak BAPA. Dan sebaliknya kalau kita memilih yang nomor 2, berarti kita mengarahkan kehendak bebas kita untuk memilih dan melakukan keinginan daging/dunia/iblis.

Jadi menjadi bagian yang harus kita lakukan adalah memilih, setelah memilih yang nomor 1 -karena kita adalah anak TUHAN, menjadi bagian kita tahap selanjutnya adalah bertekad melakukan yang terbaik segala yang BAPA kehendaki untuk kita lakukan. Dan tahapan selanjutnya; mohon kekuatan dari TUHAN, mohon hikmat kebijaksanaan dari TUHAN dalam melakukan kehendak-NYA.
Mengenai hasilnya itu terserah TUHAN saja.

Para pembaca yang budiman, setelah mengetahui hal ini, dan menyadari status kita sebagai anak TUHAN, mari kita dengan sadar memilih untuk menyerahkan kendali hidup kita pada BAPA. Dan apapun yang BAPA kehendaki untuk kita lakukan, mari kita bertekad untuk melakukan yang terbaik, dengan segenap hati kita untuk TUHAN saja. Tentunya dengan memohon kekuatan dan hikmat kebijaksanaan dari TUHAN.

Berikan Mereka Sukses

Posted in


"Suruh mereka merindukan sukses. Ajak mereka berdoa minta sukses. Lalu berikan sukses."

Pada suatu hari iblis mencari seseorang yang semula murah hati untuk dijadikan kikir, semula berserah untuk dijadikan serakah dan cepat marah. Iblis memilih seorang petani yang sedang bekerja diladang. "Nah, petani miskin ini akan kujadikan lebih miskin lagi. Pasti dia akan jadi kikir dan serakah." Sebagai langkah pertama, iblis mencuri bekal makanan milik petani itu. Pada waktu makan siang petani itu mencari-cari bekal makanannya. Ia merasa heran, "Aneh betul, makananku hilang. Aku akan lapar sepanjang hari ini. Mungkin ada tetangga yang mencurinya. Biarlah, barangkali tetanggaku itu sedang kesulitan makanan."

Iblis heran melihat reaksi petani yang begitu ikhlas dan damai. Rencananya gagal. Dengan lesu ia melapor ke para iblis lain. Mereka langsung menertawakan dia, "Tentu saja kau gagal. kalau mau bikin orang jadi kikir dan serakah, jangan jadikan dia miskin. Jadikan dia kaya!" Mulailah iblis menyusun rencana jangka panjang. Ia memberi kesuburan khusus pada lading petani itu. Ketika petani lain mengeluh akibat panen yang gagal, petani yang satu itu justru berlimpah panennya. Lumbungnya penuh dengan gandum.

Petani miskin ini langsung menjadi kaya. Petani ini tidak tau apa yang harus diperbuatnya dengan kelebihan gandumnya. Lalu iblis memberi ilham. Gandum itu bisa dibuat minuman keras vodka. Ternyata vodka bikinan petani ini laku di kota. Petani ini menjadi semakin kaya. Untuk merayakan suksesnya, petani ini mengundang para tetangganya berpesta. Vodka disajikan lalu orang mulai mabuk.

Dalam keadaan mabuk, petani ini menagih tetangga-tetangganya untuk mengembalikan gandum yang mereka pinjam. Petani itu langsung marah ketika para tetangga belum sanggup membayar akibat masa paceklik. Ia memaki-maki, "Bayar! Awas kalau kamu tidak membayar. Itu gandumku, tau? Gandum hasil keringatku!" Lalu merekapun mulai bertengkar. Kacaulah pesta itu. Iblis mengintip dari jauh dengan senyum kemenangan. Sambil menunjuk ia berkata kepada iblis-iblis lain, "Lihat, itu dia orangnya. Dulu ketika masih miskin, bekal makanannya ia ikhlaskan. Tetapi sekarang meski lumbungnya sudah luber, ia begitu kikir."

Apa maksud Leo Tolstoy menuturkan cerita ini? Kalau disimak alur cerita ini banyak mirip dengan cerita-cerita lain dari pengarang yang sama. Bandingkan misalnya dengan cerita Tolstoy tentang pembeli tanah yang serakah di buku Selamat Mengikut Dia. Leo Tolstoy (1828--1910) adalah seorang bangsawan dan tuan tanah yang kaya raya di Rusia. Tetapi ia tidak mau hidup sebagai orang kaya. Ia membagikan tanahnya kepada petani-petani miskin. Ia belajar teologi dan menjadi pengarang. Untuk kebutuhan hidupnya ia bercocok tanam dan membuat roti sendiri. Tolstoy menekankan bahwa Kerajaan Sorga ada dalam diri Yesus.

Lalu apa yang tampak dalam diri Yesus?
Seorang yang tidak terikat pada harta benda.
Seorang yang terbebas dari keserakahan.
Seorang yang tidak mengejar keberhasilan menurut standard dunia.
Seorang yang bahagia.
(Seorang yang hidupnya sungguh-sungguh bebas merdeka)

Yesus berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah" (Luk 6:20)
Bandingkanlah dengan versi Mat 5:3: "Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah....."

Tolstoy seakan-akan bertanya: Kapan petani ini berbahagia? Ia menjawab: Sebelum petani ini menjadi kaya. semula pikiran petani ini bebas dari belenggu harta benda. Hatinya damai. Ia tidak dikejar oleh keserakahan.

Hubungannya dengan tetangga adalah hubungan manusia dengan manusia. Tetapi kemudian pikirannya dikuasai oleh harta benda. Hatinya tidak damai lagi. Hubungannya dengan tetangga merosot menjadi hubungan antara pemilik benda dengan peminjam benda. Dari luar tampaknya keluarga petani ini lebih beruntung dari keluarga lain. Tetapi dari dalam keadaannya berbeda.

Tolstoy bercerita bahwa suasana keluarga yang semula tenang kemudian menjadi tegang. hanya karena istrinya menumpahkan sedikit vodka, petani itu naik pitam bukan kepalang: "Bodoh! Kamu kira ini air hujan? Ini vodka. Ini mahal, tau?"

Ada lagi isu teologis yang hendak diangkat oleh Tolstoy. Benarkah sukses itu berkat dari Tuhan? Belum tentu. Sukses belum tentu berasal dari Tuhan sebab berkat Tuhan tidak selalu berbentuk sukses. Bisa jadi sukses diberikan oleh iblis sebagai strategi untuk menjatuhkan kita.

Entah apa riwayat petani itu selanjutnya. Entah apa pula yang terjadi dengan iblis ini. bisa jadi iblis ini kemudian menjadi penceramah seminar di hotel-hotel berbintang. Di situ ia memberi kiat kepada para iblis lain tentang metode mengubah orang yang semula berserah menjadi orang yang serakah, yang semula murah hati menjadi kikir, semula jujur menjadi korup dan jahat.

Di tiap seminar selalu ada peserta yang bertanya: "Apa kiatnya?" Lalu dengan senyum kemenangan ia menjawab, "Oh, saudaraku yang terkasih. Itu gampang. Suruh mereka merindukan sukses. Ajak mereka berdoa minta sukses. Lalu berikan sukses."

(Pdt. Dr. Andar Ismail)


Sumber: elia-stories@yahoogroups.com

Tiga Wanita yang Berdoa

Posted in


Di dalam mimpinya dia melihat ada tiga orang wanita yang sedang berdoa.

Saat mereka berlutut, sang TUHAN datang mendekati mereka.

DIA mendekati wanita yang pertama dengan kelembutan dan anugerah. DIA tersenyum dengan kasih dan berbicara kepadanya dengan nada yang sangat manis.

Setelah itu, DIA mendekati wanita yang kedua. Kepada wanita itu DIA hanya menumpangkan tanganNYA ke atas kepala wanita yang sedang menunduk itu dan memberikannya pandangan yang penuh kasih.

Namun kemudian DIA melewati wanita yang ketiga dengan tanpa berhenti untuk mengatakan sesuatu atau hanya memandangnya saja.

Wanita yang bermimpi itu berkata kepada dirinya sendiri, "Pastilah DIA sangat mengasihi wanita yang pertama itu. Wanita yang kedua memperoleh restunya namun dia tidak mengalami sikapNYA yang menunjukkan kasih, seperti yang dilakukanNYA kepada wanita yang pertama. Sedangkan wanita yang ketiga, pastilah merasa sangat sedih karena DIA sama sekali tidak berkata apa-apa kepadanya, bahkan memandangnya pun tidak."

Tapi datanglah TUHAN dan berdiri disampingnya dan berkata, "Hai, wanita ! Engkau salah dalam menilai sikap-KU!”

“Wanita yang pertama sepenuhnya memerlukan kelembutan dan perhatian-KU supaya dia bisa tetap melangkah di jalan-KU yang sempit. DIA memerlukan kasih, perhatian dan pertolongan-KU setiap saat, karena tanpa itu semua dia akan jatuh.”

“Wanita yang kedua memiliki iman yang lebih kuat dan kasih yang lebih dalam daripada yang dimiliki oleh wanita pertama, dan AKU bisa mengandalkannya untuk tetap mempercayai AKU tanpa memedulikan apa yang terjadi dan apa yang dilakukan orang-orang terhadapnya.”

“Namun wanita yang ketiga, yang tampaknya tidak AKU perhatikan, bahkan mungkin tampak ditelantarkan, memiliki iman dan kasih yang sangat murni.

Dia sangat mengenal AKU, dan sepenuhnya mempercayai AKU, sehingga dia tidak lagi bergantung pada suara-KU, tatapan-KU yang penuh kasih, atau tanda-tanda lainnya untuk bisa mendapatkan persetujuan atau restu-KU.

Dia tidak akan merasa cemas atau menjadi patah semangat dengan situasi dan keadaan apapun yang AKU rancangkan untuk dia hadapi.

Dia mengetahui bahwa AKU sedang mempersiapkan dirinya untuk kekekalan, dan menyadari bahwa di kemudian hari, dia akan memahami apa yang AKU lakukan.”

"Kasih-KU hening karena kata-kata tidak bisa mengekspresikan kasih-KU dan hati manusia sukar untuk bisa memahaminya. Dan juga, keheningan-KU itu adalah demi engkau, supaya engkau belajar untuk mengasihi dan mempercayai-KU dengan murni, seperti yang diajarkan Roh, dan menanggapinya secara spontan tanpa dipengaruhi oleh hal-hal yang tampak dari luar."

Jika kita belajar tentang rahasia sikap diam-NYA dan tetap memuji-NYA walaupun seolah-olah ALLAH tidak memberikan karunia-NYA kepadamu.

Melalui hal ini kita akan bisa mengenal dan mengasihi Sang Pemberi dengan lebih baik.

Sumber : Diolah dari tulisan pilihan (kutipan "Sungai di padang gurun " )

Sumber foto : stock.xchng

Korupsi adalah Mencari Makan?

Posted in


Hari Kamis (8 April 2010) saya mencukur rambut di tukang cukur dekat rumah. Iseng-iseng saya melakukan tanya jawab dengan beliau :


Saya : Pak pelanggannya siapa aja di sini?

Bapak : Wah banyak mas.

Saya : Petugas pajak ada? Kan lagi rame-ramenya kasus pajak nih.

Bapak : Ada, tapi dia gak banyak omong. KPK juga ada, Bank swasta nasional juga ada. Di sini mah banyak.

Saya : Oh gitu…wah parah yah yang korupsi pajak itu, padahal gajinya udah gede lho. 12 juta/sebulan. Itu kalo di swasta udah level manajer tuh.

Bapak : Yah meski gaji gede juga, kalo liat ada duit nganggur, siapa yang gak ngiler.

Saya : Iya, namanya juga manusia, gak pernah puas.

Bapak : Iya kan namanya manusia. Lagian juga cari makan lah. Menurut saya kalo korupsi itu jangan tanggung-tanggung, sekalian yang gede, terus kabur ke luar negeri. Gak usah balik-balik.

Saya : ???? *bengong sambil mengurut dada, betapa mental anak Negeri sudah rusak sampai ke level akar rumput*


Duh korupsi itu bener-bener penyakit lho, berawal dari ketidakmampuan manusia untuk menahan hasrat memuaskan keinginan dagingnya, sehingga segala cara pun dilakukan. Dan repotnya, rakyat di tataran akar rumput yang sebenarnya adalah korban dari korupsi itu justru mempunyai pikiran bahwa korupsi termasuk kegiatan mencari makan, yang artinya wajar-wajar saja untuk dilakukan. Kalau orang seperti ini suatu ketika mendapat jabatan yang strategis, bukankah mungkin saja ia juga melanjutkan tradisi korupsi dan kolusi yang menurutnya adalah kegiatan mencari makan?


Duh Indonesia, kita bisa ngapain ya?


Sumber foto : xcavator.net

KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Powered By Blogger