Welcome Message

Mengapa kita hidup di dunia ini? Untuk apakah kita hidup di dunia ini? Pertanyaan mendasar yang jawabannya akan menentukan cara kita hidup, dan bagaimana kita hidup. Apakah bermakna atau sia-sia...

twitter

Follow on Tweets

Masih Mengenai Stimulus

Posted in



Tuhan
 dan sains seharusnya tidak pernah berlawanan. Mengapa? Karena sains pastilah diciptakan Tuhan. Dan gw termasuk orang yang percaya bahwa sains merupakan alat bantu/penunjang yang diciptakan Tuhan untuk memahami dan melakukan kehendak Tuhan. Salah satunya sains tubuh manusia, jadi penting banget memahami mekanisme kerja otak, kerja tubuh, untuk bisa melakukan kehendak Tuhan. Untuk bisa menahan emosi dalam kaitan menyangkal diri misalnya, maka jauhi makanan berlemak. Untuk bisa berpikir jernih, maka dibutuhkan istirahat yang cukup; dan sejenisnya. 

Makanya jadi Kristen itu gak gampang, Kristen kan berarti seperti Kristus; menguasai diri dalam segala hal. Untuk bisa menguasai diri ya loe harus kenalin luar dalam diri loe, mekanismenya, prosesnya, dan etc. Dan proses memahami diri untuk kemudian menguasainya itu sama makna dengan Lukas 14:28-33. Hitung anggarannya, lihat kekuatan diri loe, sanggup gak menaklukannya? Dan kalo loe udah paham mekanismenya, gw yakin pasti banyak di antara loe yang bilang: "Wah ini mah berat banget, untuk gak punya keinginan diri sendiri selain keinginan Tuhan seperti jadi orang mati". Emang berat, emang secara hitung-hitungan normal manusia tidak akan bisa mematikan keinginan dirinya sendiri. Makanya loe nekat aja. :D

Stimulus yang disampaikan ke jiwa juga merupakan hal yang, IMO, penting untuk dipahami luar dalam. Karena stimulus yang sampai ke jiwa ini, maka kita tidak/bisa melakukan dosa. Di Facebook gw, ada teman yang memasang status “ternyata stimulus ada yang dari luar juga ya...”. Status ini menarik perhatian gw, hmm...apakah bener ada ya stimulus dari luar? Karena selama ini proses stimulus-organisme-respon yang gw alami selalu berlangsung di internal diri. 

Gw coba simulasi kasus, dan sampailah pada suatu kesimpulan: “Stimulus itu berasal dari dalam diri manusia, karena baik stimulus yang berasal dari daging atau dari roh, adanya di dalam diri sendiri.” Sisa artikel selanjutnya akan gw paparkan alasannya.

Contoh kasus:

-          Seseorang yang dulunya ‘sakit’ hobi gadget terbaru, saat melihat iklan peluncuran telepon pintar terbaru pasti berdesir dagingnya. ‘Kesalahan’ bukan pada iklannya (meskipun sebenarnya iklan dirancang agar orang yang melihat/mendengar iklan tergiur untuk melakukan transaksi pembelian), namun karena di dalam diri orang itu ada ‘daging’ yang segera merespons pesan iklan yang ditangkap panca indera lalu mengirimkan stimulus keinginan mata (mungkin juga bersama dengan stimulus keangkuhan hidup) kepada jiwa.
-          Saat mendengar atau mengikuti khotbah SK, biasanya jiwa kita tidak berhenti mengucapkan “amin Tuhan” “ya Tuhan” “saya mau Tuhan”. Stimulus yang datang bukan dari khotbahnya, tapi karena ada roh dalam diri kita yang segera merespons pesan khotbah SK yang ditangkap panca indera lalu mengirimkan stimulus kepada jiwa.

Menurut pendapat gw, ransang/stimulus ke jiwa hanya bisa diberikan oleh daging atau oleh roh. Dan keduanya ada di dalam diri. Sementara hal yg menyebabkan terjadinya stimulus adalah pemantik/pemicu yg ditangkap panca indera (jika pemantik dari luar).

Alasan gw lainnya bahwa stimulus berasal dari dalam diri kita adalah begini:

-          Jika stimulus berasal dari luar diri kita, maka ada kemungkinan kita menyalahkan pihak luar sebagai ‘kambing hitam’ yang memprovokasi kita saat kita melakukan dosa. Padahal kita berdosa ya karena kita memilih (dengan free will) untuk berdosa.
-          Jika stimulus berasal dari luar diri kita, maka ada kemungkinan kita mengagungkan pribadi manusia/sebuah institusi secara berlebihan. Hal ini selain berdosa bagi diri kita, juga berpotensi menjatuhkan pribadi/institusi tersebut.    

Lalu apa dong istilahnya? Gw sih mengistilahkan contoh iklan gadget dan khotbah SK itu sebagai pemantik (seperti korek api) timbulnya stimulus. Penyebab timbulnya stimulus. Mengapa disebut pemantik? Karena –balik lagi ke simulasi kasus- ada orang yang bisa terkena stimulus keinginan mata dan keangkuhan hidup saat melihat iklan gadget, tapi ada juga yang datar aja gitu saat melihat iklan tersebut. Lalu stimulus sendiri apa dong? IMO sik, ide/pesan/informasi yang dikirimkan daging atau roh ke jiwa, dengan tujuan agar jiwa mengakses/menyetujui/mengeksekusi-nya dalam bentuk pikiran, perkataan, perbuatan.

Lalu mengapa dalam psikologi, pemantik dalam istilah gw, diartikan sebagai stimulus ya? IMO, sekali lagi menurut gw, karena ilmu psikologi tidak memperhitungkan komunikasi internal yang terjadi antara roh atau daging dengan jiwa. Bagi ilmu psikologi, stimulus datang kepada organisme (manusia) dan terjadilah respon.   

Tadinya gw juga bingung, ini "sesuatu yg menyebabkan stimulus" kan sebenarnya stimulus juga ya? Masa stimulus disebabkan stimulus? Cuma memang tubuh manusia itu...ya begitu deh. Saat Erick berbuat dosa, sebenarnya jiwa Erick ya dipengaruhi daging Erick. Jadi saat Erick berbuat dosa, ya bener2 100% karena Erick. Jiwa Erick, daging Erick, roh Erick, ya Erick juga kan namanya.

Lalu gw sadari bahwa yg memberi input/informasi/ajakan/stimulus kepada jiwa manusia (untuk melakukan/tidak melakukan) sebenarnya ada 2: daging atau roh.

Simulasi kasus deh ya. Meskipun gw sedang dinasihati oleh Ibu gw, tetep saja yg akan memberi masukan ke jiwa u/ menerima/tdk menerima nasihat Ibu gw adalah daging, atau roh. Lalu nasihat Ibu gw itu berperan sebagai apa dong? Nah...di sini seperti yg gw tuliskan bahwa gw sempet bingung. Apakah stimulus? Tapi masa stimulus disebabkan stimulus? Kondisi pra stimulus? Bisa jadi. Tapi apa namanya? Ya udah gw milih pemantik/pemicu stimulus.

Jadi mengapa saya membedakan stimulus dan pemantik, karena, IMO, yg namanya stimulus hanya bisa dihantarkan oleh daging atau roh kepada jiwa. Sementara kondisi/sesuatu yang menyebabkan stimulus timbul gw istilahkan pemantik. Bisa juga diistilahkan pra stimulus atau apapun namanya. Cuma secara bentuk, ya sesuatu inilah yg menyebabkan stimulus timbul di area daging atau roh, untuk kemudian dihantarkan kepada jiwa guna diputuskan nasibnya: dilakukan/tidak dilakukan. Dan semua pemantik yang ditujukan untuk roh kita pasti berasal dari Roh Kudus, sebaliknya, semua pemantik yang ditujukan untuk daging kita pasti berasal dari dunia/iblis.

Lalu, kalau tidak ada pemantik, maka tidak ada stimulus (yang dihantarkan daging), dan artinya orang tidak bisa berbuat dosa? Secara teori iya. Cuma selama manusia hidup, rasanya tidak mungkin terdapat kondisi tidak ada pemantik dalam hidup kita, hal ini dikarenakan pemantik bisa berasal dari luar diri kita seperti iklan gadget dan khotbah SK, namun juga bisa berasal dari dalam diri kita seperti rasa lapar haus, atau rasa kebelet misalnya. Lagipula jika tidak terdapat pemantik ini, maka manusia juga tidak bisa mencapai kondisi menjadi manusia seperti yang dikehendaki Tuhan, harus ada ujian baru bisa mendapat kenaikan kelas bukan. Dan jika tidak terdapat pemantik, berarti kita tidak mendapat tuntunan pemahaman Alkitab juga.   

Satu hal yang, menurut gw, membuat pemantik efektif banget untuk membangkitkan stimulus: Masa lalu. Otak manusia itu seperti komputer, jika dulu terdapat corrupted file bernama “gila gadget terbaru”, maka setelah hidup baru tidak serta merta file itu terhapus secara otomatis, masih ada sisa-sisanya di bagian yang tersembunyi di otak. Maka saat melihat iklan gadget tersebut, si daging lebih mudah dalam mengirimkan stimulus keinginan mata untuk meyakinkan jiwa agar tergiur/mengingini gadget tersebut, karena si jiwa sendiri dulu pernah merasakan dan kemudian mengingat kembali kenikmatan memiliki gadget terbaru. Hal ini berlaku pula untuk pemantik stimulus roh. Makanya penting banget deh untuk menanamkan file “Cinta Tuhan dengan segenap hidup” sedari dini kepada anak-anak kita.

Corrupted file ini bisa hilang memang, namun melalui proses pembersihan yang konstan, yaitu (IMO): Saat melihat iklan gadget terbaru lainnya, segera pasang kuda-kuda untuk memblok stimulus.

Ok...sekian dulu dari gw, makasi untuk perhatiannya. Btw gw tau banget, konsep stimulus gw beda sama konsep stimulus yang ada di kamus psikologi, maka itu kalau mau komen silakan lho. GBU!     

KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Powered By Blogger