Welcome Message

Mengapa kita hidup di dunia ini? Untuk apakah kita hidup di dunia ini? Pertanyaan mendasar yang jawabannya akan menentukan cara kita hidup, dan bagaimana kita hidup. Apakah bermakna atau sia-sia...

twitter

Follow on Tweets

Hidup Ini adalah Pilihan

Posted in


Hidup ini memang memiliki banyak makna. Makanya kita harus menjalankanya dengan penuh bermakna, agar tidak sia-sia.Salah satunya adalah : Hidup ini adalah pilihan. Setiap detik kita diperhadapkan dengan pilihan. Hal ini memang sudah dirancangkan TUHAN sejak semula. Karena TUHAN kita adalah ALLAH yang demokratis. Namun demokratis yang benar bertanggung jawab. Dalam arti kalau kita menyalahgunakan fasilitas demokratis yang diberikan-NYA sebenarnya itu kesalahan kita sendiri. Masih bingung?

Pernah gak pada saat berjalan-jalan tiba-tiba ada pikiran yang muncul, yang bahkan sebelumnya tidak pernah terpikirkan? Entah pikiran negatif atau pikiran positif, tiba-tiba saja masuk ke pikiran kita. Mungkin juga saat diperhadapkan situasi yang dapat membuat kita tersinggung, ada perasaan ingin marah, ngamuk, kalap, dan kata lain yang tepat untuk menggambarkannya. Atau saat melihat orang lain yang kesusahan, tiba-tiba kita merasa iba. Kosakata yang saya gunakan untuk menamai hal itu itu saya sebut stimulus. Yup, stimulus positif atau negatif bisa tiba-tiba masuk dalam pikiran kita. Tanpa bisa kita cegah bukan?

Nah pada saat stimulus itu masuk memang tidak dapat kita cegah, namun –di sinilah demokratisnya TUHAN kita itu- kita mempunyai kehendak bebas untuk memilih, pilihan itu adalah :

  1. Memikirkan impuls itu lebih lanjut

· Kalau impuls yang datang postif (kebaikan, kesalehan), kita akan memikirkan bagaimana kebaikan itu dilakuan, sampai akhirnya kebaikan itu nyata dalam tindakan kita.

· Kalau impuls yang datang negatif (melakukan dosa), kita akan memikirkan bagaimana melakukannya, membayangkan kenikmatan dari melakukan dosa tersebut (sampai di sini saja, kita telah berdosa dalam pikiran), sampai akhirnya dosa itu kita lakukan dalam tindakan kita.

  1. Memilih untuk men-delete (seperti komputer) impuls tersebut tanpa mau memasukkannya ke pikiran.

Kalau boleh mengandaikan dalam sebuah perumpamaan : “Kita tidak dapat menghalangi burung terbang di atas kepala kita, namun kita dapat mencegahnya/mengusirnya agar tidak bersarang di kepala kita.”

Demokratis bukan? Kita diberikan pilihan oleh TUHAN, mau melakukan dosa atau tidak. Resiko ditanggung sendiri. Sayangnya kecendrungan manusia itu adalah menuruti keinginan dagingnya sendiri, yang –sekali lagi- sayangnya adalah melakukan dosa. Pokoknya melakukan dosa itu pasti memuaskan hawa nafsu kedagingan kita deh. Sehingga karena terlalu banyaknya dosa tanpa pernah bertobat, kita tidak dapat membedakan atau malah tertukar setiap stimulus yang datang.

Berarti TUHAN lepas tangan dong? Kok DIA menciptakan manusia lengkap dengan kesadarannya namun akhirnya tunduk pada dosa? Nah TUHAN Yang Maha Kuasa itu tidak pernah gagal rencana-NYA. Ada dua hal yang diberikan-NYA bagi manusia berdosa :

  1. Karya penebusan di dalam Yesus Kristus, diri kita sudah ditebus, segala dosa kita sudah dihapus.
  2. Setelah dosa dihapus, bukan berarti stimulus (terutama yang negatif) itu berhenti. Namun kalau kita hidup melekat dengan TUHAN, kita akan diberikan hikmat untuk membedakan setiap simulus yang datang; apakah itu sesuai dengan kehendak TUHAN : Apa yang baik, yang berkenan kepada ALLAH, dan yang sempurna. Dan kecendrungan untuk menerima stimulus yang positif (sesuai kehendak ALLAH) ini, sekaligus menolak stimulus negatif.

Lihat TUHAN bertanggung jawab kan? DIA tidak meninggalkan kita begitu saja. Hanya seringkali kita keliru dalam mempergunakan kehendak bebas (free will) kita dalam memilih.

Sumber foto : Koleksi pribadi.

Comments (0)

Posting Komentar

KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Powered By Blogger