Welcome Message

Mengapa kita hidup di dunia ini? Untuk apakah kita hidup di dunia ini? Pertanyaan mendasar yang jawabannya akan menentukan cara kita hidup, dan bagaimana kita hidup. Apakah bermakna atau sia-sia...

twitter

Follow on Tweets

Binatang Dalam Diri Manusia

Posted in


Akhir-akhir ini saya sedang hobi baca buku-buku sejarah kuno dan film-film yang memotret kondisi masyarakat di masa kuno itu. Salah satu buku berjudul “Sejarah Gelap Kaisar Roma”, di dalamnya menggambarkan cukup banyak kondisi masyarakat saat itu. Mungkin sudah umum diketahui bahwa yang namanya acara “Gladiator” (pertarungan hidup mati antara sesama petarung) adalah hal yang umum saat itu, saat nyawa menjadi tidak berharga karena dianggap hanya sebagai hiburan semata. Begitu pula yang namanya free sex bukanlah hal yang tabu bagi masyarakat saat itu, kalau tidak mau dibilang sebagai suatu kewajaran. Perbudakan, perdagangan manusia, dan intinya eksploitasi nilai-nilai kemanusiaan yang sangat rendah, adalah hal yang wajar dan sah saja saat itu.  

Apakah hal-hal ini masih terjadi saat ini? Masih, lihat saja kasus Mesuji, Bima, atau Cikeusik. Saat manusia memuaskan hasrat binatangnya untuk menjadi predator bagi sesamanya. Cuma karena pengetahuan saat ini lebih baik dibandingkan zaman kuno dulu, maka hal-hal yang disebutkan di paragraph 1 bisa dibilang tidak diakui sebagai hal yang wajar bagi manusia umumnya. Meskipun tidak diakui bukan berarti hal-hal itu tidak terjadi, tetap terjadi, namun tidak secara terang benderang, tercium namun tidak (atau enggan?) dibuktikan.

Jadi perhatikan saja, dari masa ke masa, hasrat binatang manusia selalu mempunyai tempat dalam masyarakat. Memang kenyataan bahwa di dalam diri manusia yang sudah berdosa ini terdapat naluri dan sifat-sifat kebinatangan. Contoh-contoh yang disebutkan pada paragraph sebelumnya mungkin adalah contoh yang ekstrim, namun kejadian-kejadian seperti: Mengingini hak/barang/milik orang lain, menjegal rekan kerja di kantor demi promosi, bergosip, memfitnah, membicarakan keburukan orang lain, poligami, memiliki PIL/WIL, cari muka di kantor/sekolah, ingin dipuji orang lain, ingin dianggap hebat orang lain, ingin didewakan orang lain, dan lainnya yang dapat kita sebutkan umum terjadi dalam keseharian hidup manusia. Semua itu adalah salah satu sifat dan naluri binatang yang berada dalam diri kita.

Melihat kenyataan itu, bisa dibayangkan betapa agungnya mahluk yang bernama manusia itu jika tidak jatuh dalam dosa. Betapa luar biasa tingginya nilai moral dan kesucian manusia yang telah dirancang oleh Tuhan, seandainya manusia tidak jatuh dalam dosa. Maka adalah hal yang sangat tidak berlebihan Alkitab menyatakan bahwa manusia diciptakan segambar dengan Allah. Memang manusia itu dirancang untuk menjadi mahluk yang tinggi, mahluk yang agung, yang keagungannya menyerupai Allah. Dan sungguh tidak berlebihan juga Tuhan Yesus berkata bahwa “kita harus sempurna sama seperti Bapa di Surga adalah sempurna” (Mat. 5:48).


Comments (0)

Posting Komentar

KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Powered By Blogger