Welcome Message

Mengapa kita hidup di dunia ini? Untuk apakah kita hidup di dunia ini? Pertanyaan mendasar yang jawabannya akan menentukan cara kita hidup, dan bagaimana kita hidup. Apakah bermakna atau sia-sia...

twitter

Follow on Tweets

Tumpul Hati

Posted in


Tumpul hati, apakah itu? Kalo berdasarkan pemahaman dan pengalaman saya, tumpul hati adalah kondisi hati yang sudah tidak dapat menyuarakan nuraninya jika melakukan kejahatan, kesalahan, dosa. Dikarenakan nurani tersebut tidak dapat membedakan/merasakan setiap perbuatan jahat yang dilakukan. Mati rasanya nurani disebabkan terlalu seringnya melakukan perbuatan jahat, dosa tanpa ada kesadaran untuk bertobat kepada TUHAN.

Meski sebenarnya bisa dihindari -karena kita memiliki kehendak bebas dari TUHAN-, tidak dapat dimungkiri bahwa situasi kondisi kita saat itu juga mempengaruhi untuk membuat kita terlena. Seperti :
1. Semua urusan berjalan lancar, tanpa ada hambatan.
2. Merasa di atas angin, semua terkendali (over confidence).
3. Tidak adanya 'reminder' dari lingkungan (hal ini bisa disebabkan karena 'kepandaian' kita menutupinya, atau kita yang memang menolak semua nasihat yang diberikan).
4. Keangkuhan kita bertumbuh subur.
5. Ke-aku-an kita meluap-luap.

Nah, kalo melihat kondisi sekitar -surat kabar, lingkungan kerja, keluarga- apakah kita menjumpai yang seperti ini? Jika ada, merupakan tugas kita untuk memberitahukannya dengan penuh kasih, namun sebelum melakukan hal itu pastikan bahwa diri kita pun sudah beres di hadapan TUHAN.

Takut mana? TUHAN atau hantu?

Posted in

Takut mana? TUHAN atau hantu? Perkiraan saya, semua kita pasti bilang : “Dalam segala hal TUHAN yang musti ditakutin atuuh kang…” Dan saya memperkirakan juga umumnya atau setidaknya sebagian besar manusia itu sebenarnya takut hantu! Gak percaya? Coba aja nonton flim-film horor, dijamin kita akan merem-merem pas adegan si hantu tiba-tiba muncul.

Ironis memang, meski kita tau bahwa seharusnya kita harus takut sama TUHAN, namun kita tetep aja takut sama hantu. Sebenarnya rasa takut sama hantu itu berasal dari pikiran, dengan sedikit kompor dari iblis yang menyusup ke pikiran dan membisikkan kata : “Hantunya sereeeem lho….” Apalagi si iblis kan bisa membuat suasana lingkungan jadi mendukung untuk menambah rasa takut kita, seperti : Angin kencang, lolongan anjing, atau memang menampilkan wujud hantu beneran. Dengan satu misi utama : “Pokoknya nih manusia harus lebih takut sama i (hantu) daripada si musuh besar (TUHAN)…”

Kalo dikaitkan dengan komunikasi pemasaran, si iblis mencoba Strategi Komunikasi Pemasaran yang benar-benar ampuh supaya mencuci otak kita. Segala teknik visualisasi dan efek suara yang nyata dikeluarkan! Namun sekali lagi bahwa adalah keputusan kita untuk memilih takut atau tidaknya sama hantu ini. Meski si iblis mencoba mempengaruhi pikiran kita, tapi kalo memang tekad kita sudah kuat untuk tidak takut, ya pasti gak takut.

Caranya mudah namun butuh kedisplinan dan konsistensi. Kita deket aja sama TUHAN. Melekat kaya prangko deh! Pokoknya hanya memikirkan TUHAN saja, kehendak TUHAN, maunya TUHAN, segala sesuatunya tentang TUHAN! Saat kita sudah melekat dengan baik sama TUHAN, maka hikmat kebijaksanaan akan dikaruniakan sama TUHAN untuk kita, sehingga dengan hikmat tersebut kita mampu berpikir jernih saat kita takut dan percaya bahwa TUHAN beserta sama kita kok. Meski si hantu menampilkan wajahnya yang terjelek sekalipun kita tetap percaya bahwa TUHAN melindungi.

Oh iya sedikit mengutip dari seorang rohaniawan saat ia berkhotbah di Ibadah Gereja, “sebenernya setan yang hinggap di pohon beringin, pohon kelapa, di toilet, atau di tempat-tempat manapun yang dikatakan angker, itu cumin setan kelas teri! Setan yang lagi termehek-mehek! Kalo setan yang jenderal, nyerangnya justru lewat pikiran kita, itu yang lebih berat!”

Bila TUHAN Menghendakinya...

Posted in

Apabila kita mau membeli rumah atau barang lain, memilih sekolah, mencari jodoh, pekerjaan, dan sebagainya, apa dasarnya? Biasanya itu dari selera, pertimbangan, dan keinginan kita sendiri. Berarti yang kita lakukan itu di bawa pengaturan kita sendiri. Tanpa sadar, jika terus seperti itu, kita bisa disesatkan oleh roh-roh jahat, sehingga tidak mengalami rencana ALLAH yang digenapi dalam hidup kita.

Menyedihkannya, banyak orang tidak mau mendiskusikan rencana-rencana, cita-cita dan keinginan-keinginan hatinya dengan TUHAN. Di lingkungan kegiatan rumah ibadah saja masih didapati segudang program yang dirancang tanpa persetujuan ALLAH. Ternyata mendengar suara TUHAN sudah digantikan sistem lain yang dianggap lebih canggih, yaitu pola kerja berdasarkan pikiran manusia. Memang di dunia modern ini, orang sangat mengagungkan pikiran manusia. Mereka mengatakan, apa yang dipikirkan pasti terjadi, dan karena hukum tarik-menarik (law of attraction), alam semesta akan membantu mewujudkannya. TUHAN menentang hal ini, sebab ini menempatkan manusia sebagai pusat -bukan TUHAN- dan sejatinya ini suatu kesombongan.

TUHAN menginginkan kita rendah hati dan mengakui kedaulatan-NYA sebagai TUHAN Semesta Alam yang menentukan segala sesuatu. Ini diukur juga dari sejauh mana kita melibatkan TUHAN dalam perencanaan kita.

Kita harus selalu memohon pimpinan TUHAN dalam seluruh hidup kita, agar apa yang kita lakukan sesuai dengan kehendak-NYA. Memang kita tidak perlu selalu bertanya, "TUHAN, bolehkah saya beli barang ini?" Dan karena kita bukan robot, juga tidak perlu menunggu suara TUHAN yang terdengar secara audibel, "Wahai anak-KU, belilah roti yang coklat itu, jangan yang keju." Tetapi dengan mengerti kebenaran Firman TUHAN dan berhasrat dengan sungguh-sungguh mau menyenangkan hati TUHAN, kita akan memiliki kepekaan untuk membedakan apakah suatu yang kita lakukan sesuai kehendak-NYA atau tidak, sebab IA akan menunjukkan jalan-jalan-NYA.

Yang menyulitkan kita mengerti kehendak TUHAN adalah kita sendiri, yang telah memplot apa yang kita ingini. Dengan itu pastilah kita makin sulit menangkap atau makin bingung mengerti apa kehendak TUHAN. Sebaliknya, semakin kita memiliki kesediaan berserah kepada kehendak TUHAN dan berkerinduan menyenangkan hati-NYA, semakin kita peka terhadap apa yang TUHAN kehendaki. Oleh sebab itu, mulailah mengawali rencana kita dengan kalimat, "Jika TUHAN menghendakinya."

Mengapa kita sulit berubah???

Posted in

Mengapa kita sulit berubah menjadi pribadi yang lebih baik??? Karena konsep perubahan diri hanya terdapat di otak (pikiran) saja, seharusnya konsep perubahan diri ini juga turun ke hati, sehingga terekspresikan dalam tindakan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Manusia takut akan perubahan karena tidak ingin meninggalkan zona kenyamanannya, apalagi ditambah unsur ketidakpastian hasil jika langkah perubahan itu diambil. Bahkan untuk perubahan yang sudah pasti mendatangkan kebaikan sekalipun, kita masih ragu-ragu untuk bersikap.

Agar diri kita berubah, kita harus rela dan nekat melalui proses yang cukup panjang. Kita harus melalui proses penderitaan dalam sekolah kehidupan dan meresponinya dengan benar. Kita harus melalui proses menyangkal diri sampai akhirnya timbul menjadi seperti emas murni.

Tidak ada seorang pun atau kegiatan apapun yang dapat mengubah kita secara instan, kecuali melalui proses. Memang jalan untuk itu sempit dan penuh dengan hal yang menyakitkan. Tetapi jika kita mengasihi TUHAN, maka segalanya menjadi ringan dan mudah. Pilihan ada di tangan kita untuk menjalani proses tersebut, karena kita diberi kehendak bebas oleh TUHAN untuk memilih. Namun jika kita mau berubah, kita tidak punya pilihan lain kecuali untuk diproses! Selamat menjalani proses dalam kehidupan ini!!!

Mengapa tidak usah kuatir?

Posted in

Saat ini tiba-tiba saja saya mengalami kekuatiran, hal itu karena tiba-tiba ibu saya membicarakan hal yang memang sebenarnya masalah saya selama ini.

Lalu setelah mondar-mandir selama kurang lebih 30 menit, saya melakukan hal ini :
1. Saya berdoa, mengucap syukur pada TUHAN atas semuanya.
2. Lalu saya membuka buku renungan, yang kebetulan judulnya : Khawatir vs Iman.
3. Kembali saya berdoa, di dalam doa saya itu saya ceritakan semua hal yang menjadi kekuatiran saya pada TUHAN.
4. Selesai saya berdoa, saya bertekad bahwa saya tidak boleh kuatir lagi.

Lalu karena menurut saya hal ini bisa berguna, maka saya rindu membagikan refleksi saya kepada semuanya.

Mengapa saya bertekad tidak boleh kuatir? Tentu ada alasannya, secara logis :
1. Kuatir tidak menyelesaikan persoalan.
2. Kuatir membuat kita semakin terjerambab, dan makin tidak berdaya.
3. Kuatir membuat kualitas hidup kita menurun : murung, cemberut, memasang muka 'jelek'.

Nah secara religi, saya juga gak mau kuatir karena :
1. Kuatir itu berpotensi menggeser fokus hidup kita dari TUHAN. Dan ini gak boleh, terutama karena tidak berfokus pada TUHAN adalah dosa. Dan orang yang kuatir pasti akan memikirkan masalahnya dan melupakan TUHAN, orang yang melupakan TUHAN -apalagi sedang dalam masalah- cenderung memilih jalan keluar yang cepat, tanpa mengindahkan peraturan-peraturan agama, atau bisa juga dibilang jalan keluar yang berdosa.
2. Orang yang kuatir berarti tidak mempercayai bahwa TUHAN sangat berdaulat/berotoritas akan hidupnya dan juga berkuasa untuk memelihara hidupnya, karena dia cenderung mengambil langkah penyelesaiannya sendiri. Lagi-lagi dosa lho!

Tuh gak penting kan kuatir, bukan bermaksud menggampangkan masalah, namun biasanya kalo kita sudah berserah, ada aja tuh jalan yang dibukakan. Atau tiba-tiba ide muncul di kepala kita.

Jadi kalo saat ini Anda sedang kuatir, bisa mencoba hal yang diatas saya lakukan.

Salam tenang...

KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Powered By Blogger