Apr
06
2013
Posted in
Beberapa waktu lalu gw pernah ngupdate status socmed begini:
“Keep
in my mind: Think before act, think before speak, and think before think”.
Bingung gak sik maksudnya apa dari status tersebut? Gw terbeban nih untuk
menjelaskannya dengan bahasa gw sendiri, sorry dorry morry kalau ada hal yang
tidak berkenan yakkk.
Untuk frasa “think
before act, think before speak” mungkin bisa dipahami secara umum bahwa
sebelum bertindak dan berkata-kata harus dipikirin dulu. Memang benerrr
maksudnya seperti itu, cuma di pemahaman gw, kita berpikir sebelum bertindak
dan berbicara adalah bukan dalam rangka untuk memperoleh kebaikan jasmani
seperti: diterima dalam pergaulan, menghasilkan keuntungan pribadi, dan
sejenisnya. Di pemahaman gw, kita harus berpikir sebelum bertindak dan
berbicara adalah untuk memastikan bahwa apa yang akan kita lakukan dan bicarakan
bukan berasal dari motivasi memuaskan keinginan daging, keinginan mata dan
keangkuhan hidup. Lebih lanjut, kita harus memastikan bahwa apa yang kita
lakukan dan bicarakan adalah karena Tuhan mau untuk kita bertindak dan berbicara seperti itu.
Lalu bagaimana dengan frasa “think before think”? Bagaimana bisa kita berpikir sebelum
berpikir? Jadi begini, gw suatu ketika ngerasain saat lagi nyetir, nunggu
busway, nunggu orang untuk meeting; pikiran gw melanglang buana dan setelah gw
telisik ternyata pikiran itu berasal dari motivasi untuk memuaskan, entah;
keinginan daging, keinginan mata, atau keangkuhan hidup. Lalu untuk
selanjutnya, saat ada pikiran yang mau masuk ke otak gw akan gw screening dulu apa yang menjadi motivasi
terdalam dari gw memikirkan hal tersebut? Jika sama sekali tidak terdapat
unsur-unsur keinginan daging/keinginan mata/keangkuhan hidup; dan memang Tuhan
mau gw untuk memikirkan hal itu, maka hal itu aman untuk dipikirkan.
![]() |
Sumber: http://max4christ.blogspot.com |
IMO&E (In My Opinion & Experience), “think
before think” ini yang paling sulit dari dua lainnya. Suliiit bangett,
namanya pikiran, terkadang suka lewat aja gitu di otak kita, pas sadar,
ternyata sodarah-sodarah, hal yang dipikirkan itu berasal dari keinginan
daging/keinginan mata/keangkuhan hidup. Apalagi saat kita hectic sama aktivitas kegiatan kita. Fiuuuhh... tapi tetep, jika
kita mau untuk latihan pasti kita bisa. Amiinnn!
Lalu agar peka memahami bahwa motivasi yang timbul adalah
keinginan daging/keinginan mata/keangkuhan hidup atau bukan bagaimana? Nah
kalau yang satu ini cuma satu: Belajar kebenaran Firman Tuhan yang murni, tiap
hari harus –istilahnya- mengonsumsi kebenaran Firman Tuhan yang murni. Dari situ akan timbul pengertian-pengertian akan kebenaran Firman Tuhan, pengertian akan kehendak Tuhan, dan kepekaan untuk membedakan stimulus. Kalau gw
selama ini belajar melalui Renungan dan Majalah Truth (http://www.truth-media.com), so far, IMO,
hanya Truth yang konsisten untuk hal tersebut.
Oke, sekian dulu share
dari gw, kalo ada yang kurang jelas dari uraian gw pleaaaseee....komen ajah, via FB n Twitter juga okeeh. GBU!
Comments (0)
Posting Komentar