Welcome Message

Mengapa kita hidup di dunia ini? Untuk apakah kita hidup di dunia ini? Pertanyaan mendasar yang jawabannya akan menentukan cara kita hidup, dan bagaimana kita hidup. Apakah bermakna atau sia-sia...

twitter

Follow on Tweets

Sosok Ibu di rumah

Posted in


Sosok Ibu di rumah mungkin memasak makanan yang kalah lezat daripada resto-resto favorit kita. Namun menikmati makanan Ibu tidak hanya kelezatannya yang kita rasakan, tetapi juga kasih sayang yang melimpah tiada akhir pun turut kita rasakan.

Sosok Ibu di rumah mungkin tidak selalu membuatmu ceria seperti teman-teman kita, namun saat ia berusaha menghibur kita ia melakukannya dengan tulus karena ingin melihat anak kesayangannya melupakan kesedihannya.

Sosok Ibu di rumah seringkali membuat kita kesal akan kecerewetannya, namun kita tahu bahwa kecerewetannya mengandung kebenaran, ia tidak ingin kita melakukan kesalahan dan menyesalinya.

Sosok Ibu di rumah mungkin tidak sesempurna para rohaniwan yang hafal luar dalam dan mematuhi isi Kitab Suci, karena nalurinya hanya menginstruksikan hal ini : “Supaya anakku bahagia dan nyaman” Meski untuk itu ia harus melakukan dosa.

Sosok Ibu di rumah seringkali membuatmu malu akan penampilannya berpakaian, itu karena ia tidak mementingkan dirinya. Baginya asalkan anaknya bahagia, tidak mengapa ia melupakan penampilan dirinya.

Sosok Ibu di rumah selalu berusaha sok kuat walaupun tubuhnya sudah renta. Itu karena ia tidak ingin anaknya khawatir, meski ia mengidap penyakit yang menahun, ia akan berkata, “Ibu tidak apa-apa anakku”. Ia tidak ingin kekhawatiran diri kita akan dirinya menghilangkan keceriaan di wajah kita.

Sosok Ibu di rumah hobi begadang, itu kaena ia selalu berdoa kepada TUHAN Semesta Alam di malam dan dini hari agar diri kita selalu berada dalam penyertaan TUHAN.

Sosok Ibu di rumah selalu saja berbohong kepada tetangga sekitar. Ketika bercerita dengan tetangga sekitar selalu saja kita menjadi nomor satu dalam ceritanya, meski kenyataannya tidak demikian.

Sosok Ibu di rumah selalu saja sok mandiri, meski dirinya sedih, ia tetap tersenyum saat sang anak mengirim Ibu ke panti jompo untuk bertemu bersama dengan orang tua lainnya. Ia malah berkata, “Asyiikkk Ibu bisa dapat banyak teman ngobrol di sini!!!” Itu karena ia tidak ingin anaknya merasa kerepotan harus mengurus dirinya

Well, demikianlah sosok Ibu di mata saya. Mari kita responi keburukan sosok Ibu di rumah dengan benar!!!

Bagaimana di mata rekan-rekan?


Sumber foto : xcavator.net

Comments (0)

Posting Komentar

KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Powered By Blogger