Welcome Message

Mengapa kita hidup di dunia ini? Untuk apakah kita hidup di dunia ini? Pertanyaan mendasar yang jawabannya akan menentukan cara kita hidup, dan bagaimana kita hidup. Apakah bermakna atau sia-sia...

twitter

Follow on Tweets

Disiplin Rohani dan Kebiasaan

Posted in


Bekerja untuk mendapatkan penghasilan setiap bulannya adalah hal yang penting bukan? Namun bukan hanya sekedar datang ke kantor, lalu pulang pada sore hari. Tapi juga harus ditunjukkan dengan kinerja yang prima. Lalu setiap hari-hari kerja kita selalu diawali dengan rutinitas yang sama setiap harinya: Bangun pagi, berangkat ke kantor, jam 12 makan siang, lalu +/- jam 5 sore pulang kantor. Memang ada orang yang menyukai rutinitas, tapi ada juga yang tidak pernah bisa kompromi dengan rutinitas. Yang sebenarnya mungkin saja ini sebenarnya terkait daya tahan seseorang saja dalam menghadapi rutinitas. Ada yang titik jenuhnya cepat hadir ada juga yang lebih lama. Menjadi masalah adalah cara menyikapi titik jenuh tersebut tatkala datang. Kalau tidak disikapi secara tepat, frekuensi hadirnya titik jenuh tersebut akan semakin singkat dan semakin besar, sehingga dapat menghambat kreativitas, kinerja, dan sampai taraf tertentu mempengaruhi kejiwaan seseorang.

Sama halnya dengan kehidupan rohani kita, tentunya kita paham bahwa disiplin rohani adalah hal yang penting untuk memelihara kehidupan kita agar senantiasa terikat erat dengan TUHAN, maka setiap hari kita berdoa dan membaca Alkitab. Namun serangan penyakit rutinitas harus diwaspadai agar kehidupan rohani kita yang sehat tidak berubah menjadi kebiasaan belaka. Saya sendiri pernah mengalaminya saat disiplin rohani sepertinya menjadi kebiasaan hambar tanpa gairah, dilakukan karena sekedar memenuhi target dan jadwal semata. Setiap perkataan dalam doa saya hafal luar dalam, bahkan sampai kepada titik komanya.

Lalu bagaimana caranya? Salah satu anugerah TUHAN bagi manusia adalah otak yang dikendalikan oleh pikiran dalam menerima sensasi dari luar, sehingga timbul perasaan-perasaan seperti: Kesal, senang, sedih, marah, kecewa, bosan, benci dan sebagainya. Jadi tatkala jenuh datang melanda, yang perlu kita lakukan adalah men-setting pikiran kita bahwa disiplin rohani yang kita lakukan tidak hanya sekedar memenuhi jadwal dan target semata namun adalah sebuah kesempatan untuk bertemu dengan BAPA yang mengasihi kita dan mengasihi kita. Jika kita bertemu dengan BAPA yang kita kasihi maka di dalam pembicaraan yang kita lakukan terlibat unsur perasaan di dalam setiap huruf dan kata yang mengalir keluar dari mulut kita, seperti halnya kalau kita bertemu dengan orang yang kita kasihi, dengan kata lain doa kita bukan hanya sekedar sekumpulan kata-kata hafalan semata, namun sekumpulan kata-kata yang terdapat perasaan kasih sayang kita kepada TUHAN di dalamnya.


Selamat menjalankan disiplin rohani!


Sumber foto: www.istockphoto.com/file_closeup/?id=303161&refnum=91126&source=sxchu04&source=sxchu04


Comments (0)

Posting Komentar

KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Powered By Blogger