Welcome Message

Mengapa kita hidup di dunia ini? Untuk apakah kita hidup di dunia ini? Pertanyaan mendasar yang jawabannya akan menentukan cara kita hidup, dan bagaimana kita hidup. Apakah bermakna atau sia-sia...

twitter

Follow on Tweets

Anda berharga di mata TUHAN!!!

Posted in


Seperti biasa, setiap saya beribadah selalu mendapat hal yang luar biasa dari TUHAN. Dan saat ini saya rindu untuk membagikannya pada rekan-rekan semuanya.

Hal yang ingin saya bagikan saat ini saya dapatkan saat beribadah tutup tahun 2009. Well....tahukah Anda kalau setiap Anda adalah berharga di mata TUHAN??? Mengapa??? Demikian alasannya :

1. Diciptakan dengan ciri-ciri fisik yang khusus, tidak ada duplikat!
2. Diciptakan dengan karakter yang juga berbeda.
3. Memiliki garis hidup yang juga berbeda.
4. Dan..... ini yang paling penting, kita diberikan nafas kehidupan dari TUHAN, roh yang ada pada kita adalah berasal dari TUHAN. Maka tidak heran, jika TUHAN menginginkan roh yang ditempatkan-NYA dalam diri kita dengan amat sangat! TUHAN tidak rela kalau roh itu terseret bersama jiwa kita ke neraka!

Nah, kalau TUHAN menghargai kita dengan sangat, sudah seharusnya kita juga menghargai diri kita. Hargai diri kita dengan memperhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup!

Sumber foto : www.flickr.com uploaded by Ben heine

Kuatir??? Ini obatnya!!!

Posted in


TUHAN sudah menyediakan segala sesuatu yang kita butuhkan sebelum kita menyadari kebutuhan itu sebagai kebutuhan.

Karena itu dalam menyikapi kebutuhan itu, kita sebagai orang percaya tidak boleh :
1. Kuatir akan kebutuhan atau masalah itu sehingga menggeser fokus kita dari TUHAN. Malah seharusnya tidak ada sama sekali hal lain pun yang menjadi fokus hidup kita selain TUHAN.
2. Mengatur TUHAN akan banyaknya berkat.
3. Mengatur TUHAN akan waktu pemberian berkat-NYA, ingat bahwa IA tidak pernah terlambat dan tidak pernah terburu-buru.

Belajar dari Abraham, ia adalah contoh dari orang yang hanya mengutamakan TUHAN dalam hidupnya. Abraham rela mengorbankan Ishak, anak satu-satunya yang puluhan tahun diharapkannya dan sebagai satu-satunya pewaris keturunannya (berdasarkan Kitab Kejadian) . Hal ini membuktikan bahwa meski Abraham sangat mengasihi Ishak, anak tunggalnya, Abraham rela mengorbankannya demi memenuhi keinginan TUHAN, demi menyenangkan hati TUHAN.

Yang terjadi selanjutnya adalah, ketika Abraham sudah siap menyembelih Ishak, pisau sudah di tangannya, TUHAN menyediakan seekor domba jantan untuk menggantikan Ishak.

Dari kejadian ini, kita dapat melihat :
1. Kualitas iman Abraham, betapa hanya ALLAH saja yang menjadi fokus hidupnya, ia rela menyerahkan Ishak. Pertanyaan untuk kita : Apa yang menjadi 'berhala' kita saat ini? Apakah ada hal lain yang kita inginkan selain TUHAN? Apakah ada hal lain yang kita kuatirkan selain hubungan kita dengan TUHAN?
2. Betapa nyatanya Kuasa TUHAN untuk memberikan berkat/pertolongan/intervensi atas kehidupan/masalah/situasi dengan kuantitas/kadar yang tepat.
3. Betapa nyatanya Kuasa TUHAN untuk memberikan berkat/pertolongan atas kehidupan/masalah/situasi pada waktu dan 'timing' yang tepat.


Sumber foto : www.flickr.com uploaded by Johnny Prime

Karena pikiran, berlanjut pada tindakan

Posted in


Kita pasti tahu bahwa dalam menjalani kehidupan ini, kita harus menjalaninya untuk kemuliaan TUHAN. Hal ini tidak sekedar rajin ke Gereja atau melakukan tugas pelayanan di Gereja. Namun apa yg kita pikirkan, katakan, perbuat haruslah untuk kemuliaan TUHAN.

Saya sudah membeli sepatu baru di bulan Desember ini, yaa...sepatu outdoor gitu deh. Dan pada saat saya ke sebuah mall pada suatu hari, saya melihat sepatu yg juga memikat hati. Saya pun tertarik membelinya. Nah pada saat saya sedang mengambil dompet, timbul pertanyaan ini :
1. Apakah dengan membeli sepatu itu -meski saya sudah membeli sepatu baru- TUHAN dimuliakan? Tidak TUHAN.
2. Jika TUHAN tidak dimuliakan, untuk apa melakukannya? Baiklah TUHAN.

Meski hal membeli sepatu tidak melanggar Firman TUHAN namun tetap saja TUHAN tidak dimuliakan, karena saya membeli sepatu untuk memuaskan hasrat hati. Hal itu sekedar contoh kasus saja, banyak hal sebenarnya yang kelihatannya tidak melanggar kebenaran Firman TUHAN namun kita lakukan untuk memuaskan hasrat hati. Dan ada juga hal-hal yang kita pikirkan dan kita tahu itu melanggar Firman TUHAN namun kita lakukan. Semua itu karena pikiran kita.

Perbuatan kita berasal dari pikiran kita dan pikiran berasal dari hati kita. Nah seringkali kita kecolongan oleh serangan Iblis yang menyusup pada pikiran kita yang bisa menyebabkan hati kita menjadi 'rusak', dan membutakan kita untuk melakukan kehendak ALLAH sehingga melakukan hal-hal yang memdukakan TUHAN. Pertempuran kita yang pertama dan terberat berada pada pikiran kita. Untuk senantiasa berada dalam kehendak TUHAN kita harus selalu memikirkan kebenaran Firman TUHAN, memikirkan kehendak TUHAN, memikirkan perkara-perkara yang di atas (Kolose 3 : 1-2).

Karena itu jika timbul suatu rencana/ide kegiatan dalam pikiran saya, saya akan mempertanyakan rencana saya itu dengan dua pertanyaan diatas. Yup ini sih hal yang saya lakukan, dan saya rindu membagikannya dengan Anda.

Sumber foto : www.flickr.com uploaded by ripplemdk on September 1, 2006

Buktikan dengan perbuatan

Posted in


Keselamatan, kata ini tentu sering didengar oleh orang Kristen. Mengapa Anda yakin selamat? Iman pada Yesus Kristus! Itu jawaban Anda. Namun sesungguhnya, iman kita tersebut haruslah dibuktikan dengan perbuatan kita (Yakobus 2 : 14-26) selama kita hidup di dunia ini.

Mengapa demikian, karena pada Hari Penghakiman nanti, perbuatan kita lah yang menunjukkan iman kita. Jika kita mengaku beriman pada TUHAN Yesus dan mengaku sebagai anak TUHAN, namun kehidupan kita penuh dengan dosa dan noda kecemaran, apakah layak kita menyebut diri sebagai anak TUHAN??? Jika kita melihat Matius 7 : 21, di situ TUHAN Yesus tegas berkata bahwa : "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku : Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Sorga". Jadi ukuran penghakimannya adalah : Perbuatan kita dalam hidup ini! Apakah perbuatan kita selama di dunia ini sudah menunjukkan status kita sebagai anak ALLAH??? Atau justru anak Iblis???

Harus menjadi kekhawatiran kita bersama, apakah nanti di Hari Penghakiman, TUHAN Yesus mengenali kita sebagai anak-NYA (Matius 7 : 23)???

Namun sesungguhnya, kita memiliki kesempatan untuk membuktikan iman kita, mengapa demikian??? Karena kita masih hidup di dunia ini!!! Kehidupan di dunia ini, itulah kesempatan kita untuk membuktikan iman kita pada TUHAN adalah benar adanya, juga kesempatan kita membuktikan bahwa memang kita benar adalah anak TUHAN dan warga Kerajaan Sorga.

Kehidupan yang bagaimana sih? Tentunya kehidupan yang berbuah! Buahnya seperti apa??? Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5 : 22-23).

Pic source : www.flickr.com uploaded by Highhopes on July 29, 2008

Diri kita adalah apa yang kita pikirkan

Posted in


Jika tengah mengharapkan sesuatu apakah yang kita lakukan? Membayangkan dan memikirkannya senantiasa dan di mana pun kita berada. Karena diri kita adalah yang kita pikirkan, dari pikiran kita akan keluar tindakan-tindakan.

Jika kita mengaku melekat dengan TUHAN, seharusnya pikiran kita hanya memikirkan apa yang TUHAN pikirkan, apa yang TUHAN kehendaki. Mengapa untuk TUHAN kita tidak menjadikan ini -memikirkan TUHAN senantiasa dan di mana pun kita berada- sebagai gaya hidup kita? Sehingga dari pikiran-pikiran kita akan TUHAN lalu mewujud menjadi tindakan-tindakan berdasarkan apa yang TUHAN kehendaki.

Bila dengan disiplin kita berusaha memikirkan TUHAN sampai IA menjadi lebih dari sebuah kebutuhan, irama ini menjadi irama abadi yang menyatu dan tidak pernah hilang dari kebutuhan kita. Sebaga akibatnya, kita akan berusaha hidup berkenan di hadapan-NYA. Setiap kali berbuat salah, jiwa kita akan sangat terganggu. Kita juga akan melayani TUHAN dan mengasihi sesama seperti yang TUHAN ajarkan dan memikirkan perkara-perkara yang diatas (Kol. 3 : 1-3).

Sumber foto : Unknown

Belajar dari Supir Bajay...

Posted in


Natal tahun ini saya mendapat pesan -yang menurut saya dari TUHAN- mendalam melalui kejadian unik.

Di hari Natal 25 Desember 2009, Jakarta saat itu diguyur hujan terus menerus dari malam, sehingga pada pagi harinya banyak ruas jalan yang dilanda banjir. Hal ini pun terjadi di depan apartemen yang saya tinggali. Di depan jalan air menggenang sekitar sebetis. Bagian yg relatif rendah ketinggiannya berada di kanan ruas jalan, sehingga Taksi pun enggan menghampiri saya, padahal saya sudah rapih dan mau menghadiri Ibadah di Hari Natal.

Mencoba berpikir, akhirnya saya ke belakang gedung, berharap disana tidak banjir. Dan ternyata harapan saya salah, banjir tetap menggenang meskipun hanya semata kaki, masalahnya tidak ada Taksi yang lewat. Saya masih berdiam disana, dan tidak berapa lama lewatlah Bajay di muka saya. Dengan penuh semangat dan mengucap syukur pada TUHAN dalam hati segera saja saya lambaikan tangan pada Pak Supir itu -yang sepertinya berumur diatas 45 tahun-. Berikut dialog yang terjadi antara kami :

Saya : Pak ke terminal Kampung Melayu berapa?
Bapak : Wah jauh banget Pak, saya mau Jumat-an nih...
Saya : Yaaa...
Bapak : Tapi naik aja Pak, saya antar ke depan (ke jalan raya di depan yang tidak banjir, saat itu saya berada di belakang gedung) deh...
Saya : (tanpa pikir panjang lagi)...Oooo..ya udah deh...(saya pikir nanti saya naik Taksi dari depan).

Sesampainya di depan, saya pun turun.

Saya : Makasi ya Pak...ini (sembari memberikan uang sekitar Rp. 4 ribu rupiah)
Bapak : Wah gak usah Pak, cuma deket doang kok..
Saya : Wah jangan Pak... (saya taruh uangnya dekat 'dashboard' si Bapak)

Wooooowww...Amazing!!! Pesan Natal dari TUHAN tahun ini mengajar saya : "Tuh bukan orang percaya aja bisa gitu, dia mau mengantar dan membantu kamu untuk beribadah meski kamu tidak satu keyakinan dengan dirinya? Kalo kamu gimana???". "Apakah kalo kamu sedang bawa mobil dan melihat ada orang yang sedang kesulitan akan melakukan hal yang sama???"

Seringkali kepedulian kita yang mengaku sebagai Anak TUHAN kurang diasah, peduli pada lingkungan, peduli pada sesama. Jargon-jargon indah seringkali kita kumandangkan, namun akankah jargon tersebut kita lakukan dalam hidup ini?

Seringkali kita terlalu terfokus dalam mencari jiwa-jiwa, namun setelah jiwa itu dituai, mengaku Yesus Kristus sebagai TUHAN, dan jiwa itu pun terlupa dari ingatan. Akankah sang jiwa itu benar-benar selamat? Jika ia hanya beriman dalam mulutnya dan tidak dalam perbuatannya, karena tidak ada yang memperdulikannya? Atau karena sang jiwa merasa kecewa akan beberapa oknum orang Kristen yang kebetulan menjabat sebagai petinggi Gereja karena tidak memperdulikannya dan melakukan pelayanan yang semestinya lalu sang jiwa mengambil penilaian :" Ooooo..beginilah orang Kristen....batal dah masuk Kristen"

Mari merenung....

Selamat Natal,
Erick Sowong

Photo Source : www.flickr.com uploaded by Chandra Marsono on January 17, 2008

TUHAN kekasih hati atau sekedar sampingan???

Posted in



Berapa sering frekuensi SaTe (Saat Teduh) Anda?
A. Setiap hari
B. 2 hari sekali
C. 3 hari sekali
D. Seminggu sekali
E. Sebulan sekali
F. Kadang-kadang

Untuk yg menjawab selain A, ada pertanyaan selanjutnya : Bagaimana jika Anda sedang mengalami masalah yang berat? Seberapa sering frekuensi SaTe Anda?

Seringkali manusia merasa membutuhkan TUHAN, hanya jika dalam masalah yang berat.Dalam situasi yang tak terkendali, penuh dengan kebingungan maka kita pun akan menjadi seorang yang puitis penuh dengan sajak-sajak indah dan menggugah untuk TUHAN. Jika semuanya berjalan lancar dan terkendali, TUHAN pun hilang dari ingatan. Persis seperti suplemen (pelengkap) kesehatan, ada bagus, namun jika tidak ada tak mengapa. Dan baru dibutuhkan kalau kondisi fisik kurang baik akibat kurang gizi.

Orang-orang yang menjadikan TUHAN sekedar sampingan pada dasarnya adalah orang-orang yang tidak berminat dan mencintai TUHAN meski mereka pergi ke tempat ibadah dan melakukan berbagai kegiatan pelayanan rohani. Walaupun dalam beribadah mereka menyatakan dirinya mengasihi TUHAN, sebenarnya mereka mengasihi dirinya sendiri. Karena seharusnya TUHAN menjadi fokus utama, bukan sekedar tempat pelarian jika sedang susah.

Nyok kita berubah... Sesungguhnya TUHAN berkenan kalau kita menjadikan DIA segalanya dalam hidup ini. Karena selayaknya seorang kekasih yang dimabuk cinta, kekasih kita senantiasa membayang di pikiran dan hati kita.

Note :Dibuat dalam versi yang lebih universal agar dapat di posting juga di milis sekuler.

Yang perlu diperhatikan dalam berharap...

Posted in



Dalam menjalani hidup pastinya kita mempunyai harapan, cita-cita, ambisi, dan yang selalu ada : masalah. Semua hal ini membutuhkan pemenuhan dari diri kita, meski ada juga hal yang sebenarnya jika tidak dipenuhi pun tidak masalah, ambisi misalnya.

Nah kemanakah kita mengharapkan pemenuhan ini? Meski ada golongan orang yang menganggap dirinya mampu memenuhi sendiri, namun pastinya sebagian besar orang akan setuju jika dikatakan bahwa kita membawa segala pengharapan kita pada TUHAN. Yup pada TUHAN.


Nah ini pendapat saya mengenai membawa pengharapan dalam hidup ini pada TUHAN. Jadi sebelum meminta sesuatu pada TUHAN, renungkan :
1. Apakah kita siap dan pantas menerima apa yang kita minta?
2. Apakah kita siap menerima konsekuensinya?
3. Apakah kita siap membayar harganya?

Menurut Firman TUHAN, orang yang diberi dan lalu bertanggung jawab adalah “orang yang baik”, ia akan menerima hal yang lebih besar lagi, dan ia akan hidup berkelimpahan (Matius 25 : 14-30).

Jadi tidak mengherankan jika ada seseorang berdoa dan bahkan berpuasa, tetapi permohonannya kepada TUHAN tidak pernah dikabulkan-NYA. Salah satu sebabnya adalah ia bukan orang yang bertanggung jawab terhadap apa yang telah TUHAN karuniakan. Ciri manusia yg kekanak-kanakan : selalu menuntut TUHAN agar memberikan yang mereka minta, tidak peduli apakah mereka sebenarnya layak atau tidak menerimanya, dan apakah mereka bisa menerimanya.

Buktikan bahwa kita bisa bertanggung jawab terhadap apa yang kita punyai saat ini, maka kita akan dipercayai untuk beroleh perkara dan berkat yang lebih besar.

Diawali dengan ini...

Posted in


Hidup adalah sebuah kesempatan, tentu banyak dari kita yang menyetujuinya. Namun yang dimaksud adalah bukan kesempatan untuk mencari kekayaan, kedudukan, atau paling parah memuaskan semua hawa nafsu yang ada!

Jadi kesempatan untuk apa dong Oom Erick??? Ya itu.....hidup adalah kesempatan bagi kita untuk membuktikan diri kita layak untuk disebut Anak TUHAN -jika kita sudah mengaku sebagai Anak TUHAN-, untuk membuktikan bahwa kita layak menyandang status sebagai Warga Negara Kerajaan Surga.

Hal ini gak mudah lho, bahkan sampai saat ini, saya hakul yakin bahwa kita semua masih dalam perjuangan untuk hal ini. Semuanya itu tergantung hasrat kita lebih besar yang mana : Jadi warga Kerajaan Surga or hidup secara duniawi???

Sayangnya kecendrungan kita lebih memikirkan perkara dunia dibanding perkara yang diatas. Pacar kita lebih penting, pasangan kita lebih penting, karier lebih penting, usaha/bisnis lebih penting, dsb...dsb...

Nah ini pertanyaan yang untuk kita renungkan :
* Mengapa hasrat dan minat seseorang untuk menjadi warga Kerajaan Surga yang baik begitu rendah -ditandai dengan keengganannya untuk hidup sesuai standar warga Kerajaan Surga- ?
Karena hasrat dan minat mereka telah diarahkan pada perkara-perkara duniawi. Perkara duniawi mengasyikkan dan penting bukan??? Dan sekali kita menikmatinya, sesungguhnya diri kita telah berada dalam perangkapnya, tinggal menunggu waktu untuk ditelan dan binasa!

* Bagaimana cara merdeka dari hasrat dan minat duniawi tersebut? Yang utama, kuasa TUHAN yang menjamah kita. Yang kedua, komitmen masing-masing kita untuk mengalami pemulihan kehidupan yang benar di hadapan-NYA. Kita harus membuang hasrat dan minat duniawi tersebut. Caranya dengan memenuhi pikiran kita dengan kebenaran-kebenaran Firman TUHAN yang sejati.

KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Powered By Blogger